Siklus Hidrologi
1. Pembentukan Awan
Awan, kumpulan bintik-bintik air yang melayang-layang di udara setelah mengalami kondensasi (proses perubahan uap air menjadi air atau larutan) dengan ukuran yang masih
relatif kecil. Secara klimatologi awan mempunyai banyak manfaat yaitu sebagai unsur cuaca/iklim dan sebagai pengendali cuaca/iklim. Sebagai pengendali cuaca/iklim, awan merupakan sumber air bagi terjadinya hujan.
Tiga hal penting yang harus dipenuhi agar uap air yang ada di udara dapat terbentuk menjadi butir2 air dan seterusnya menjadi hujan:
- Adanya uap air
- Adanya inti-inti kondensasi
- Adanya proses pendinginan
TIPE - TIPE AWAN
Secara umum dikelompokkan atas empat kelompok yaitu:
- Awan Tinggi (Cirrus, Cirrostratus dan Cirrocumulus) ketinggian > 6000 meter, suhu sangat rendah.
- Awan Sedang/pertengahan (Altocumulus dan Altostratus) ketinggian 2000-6000 meter.
- Awan Rendah (Stratus, Stratocumulus dan Nimbostratus) ketinggian 200 meter.
- Awan yang Berkembang Vertikal (Cumlus dan Cumulonimbus).
- Presipitasi, bentuk umum dari semua bentuk air yang jatuh dari atmosfer ke permukaan bumi.
- Presipitasi, bentuk umum dari pengendapan atau pengembalian air yang telah di uapkan ke atmosfer jatuh kembali menuju permukaan bumi (daratan maupun lautan).
- Beberapa bentuk presipitasi: hujan, kabut, embun smog, glaze, salju, hail, graupel, sleet, dew, rime dan kepingan salju.
Bentuk presipitasi yang
penting dan umum terjadi di wilayah
tropik
adalah
hujan
yang merupakan
satu-satunya
sumberair
untuk
kehidupan
di
permukaan
bumi. Berdasarkan proses terjadinya awan atau pengangkatan massa uap air,
hujan
digolongkan menjadi tiga tipe yaitu:
- Hujan Konvektif; tipe hujan yang terbentuk akibat penyinaran matahari secara intensif.
- Hujan Orografik; hujan yang terbentuk dari pengangkatan massa udara akibat halangan atau bukit.
- Hujan Gangguan (Hujan Frontal dan Hujan Siklonik); tipe hujan yang terjadi akibat adanya gangguan yaitu Frontal akibat pertemuan massa udara yang sifatnya berbeda (udara dingin dan hangat) dan Siklonik akibat pusat tekanan rendah.
Perhitungan
hujan
wilayah
dapat
dilakukan
melalui
tiga
metode
yang disesuaikan
dengan
karakteristik
biofisik
wilayah.
Tiga metode
perhitungan
hujan
wilayah:
1. Metode rata-rata (aritmatik)
2. Metode polygon Thiessen
3. Metode Isohyet
*****
SIKLUS HIDROLOGI
Adalah
pergerakan air di bumi berupa cair, gas, dan padat baik proses di atmosfir,
tanah dan badan-badan air yang tidak terputus melalui proses kondensasi,
presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu.
Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu
dalam tiga cara yang berbeda:
- Evaporasi / transpirasi
Air yang
ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke
angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air
(awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun
(precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
- Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah
Air
bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan
menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat
bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan
- Air Permukaan
Air
bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin
landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin
besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban.