ASAM-ASAM MENGGAIRAHKAN
Apasih ini judulnya? Maksudnya apa coba? Gajelas banget…
·
·
·
·
·
·
·
·
Okaaay! Asam-asam menggairahkan itu ditujukan pada sejenis makanan,
menyegarkan, menyehatkan pula…. Kalian bisa tebak???
Apaan sih itu? Makanan menyegarkan?
Buah? Atau sayur asem? Oohhh, apa mangga kali ya?
Kalau kalian jawab mangga?
·
·
·
·
·
·
·
·
·
YAP!!!! Kalian betul!!!
Kali ini gue mau ngebahas mengenai mangga. Tapi bukan
mangganya nih, melainkan -tabulampot mangga-. By the way (hazeeeek), kalian
udah pada tau apa itu tabulampot? Namanya (menurut gue) mudah diinget sih dan
unik juga hehehe, okaay jadi Tabulampot itu merupakan kepanjangan dari Tanaman Buah dalam Pot. Konon tabulampot
itu sudah ada sejak tahun 1970-an yap sekitar 46 tahun yang lalu. Dilihat dari
namanya aja pasti udah kebayang kan tabulampot itu kaya gimana. Secara fisik
tabulampot sama seperti tanaman buah yang ditanam di polybag atau wadah
lainnya, hanya perbedaanya tabulampot ini menggunakan pot. Tabulampot ini tidak
hanya ditujukan untuk berbudidaya buah saja, tetapi juga dapat difungsikan
sebagai tanaman hias untuk mempercantik pekarangan rumah. Metode tabulampot ini
juga dapat menjadi jawaban dari para penggemar tanaman dan pehobi berkebun yang
tidak mempunyai lahan luas, masalah lahan sempit, asumsi bahwa tanaman buah
harus berumur panjang dan hidup bebas di lahan TERBAYARKAN bukan? Tentunya dengan
teknik, syarat dan ketentuan yang berlaku di bawah ini. Check this out!
1.
Pemilihan Bibit
2. Pemilihan Pot
dan Media Tanam
3. Perawatan
Kak, ini cuma 3? Loh kak cuma
segitu doang? Gampang dong kak?
Eitsssss gais… emang gampang
kok J, untuk lebih
jelasnya mari kita kupas satu persatu poin yang tadi,
1.
Pemilihan Bibit
Bibit tanaman merupakan hal yang sangat menentukan
tingkat keberhasilan tabulampot. Terdapat dua jenis bibit tanaman, yaitu bibit
hasil perbanyakan generatif (dari biji) dan bibit hasil perbanyakan vegetatif
(cangkok, okulasi dan penyambungan).
Untuk budidaya tabulampot sebaiknya gunakan bibit
hasil perbanyakan vegetatif. Kelebihan bibit hasil vegetatif yaitu sifat
tanamannya bisa dipastikan, karena sama dengan sifat induknya. Sehingga
keberhasilannya lebih mudah diprediksi. Selain itu, bibit perbanyakan vegetatif
lebih cepat berbuah. Kekurangan bibit jenis ini akarnya kurang kuat sehingga
tanaman mudah roboh atau mengalami kekeringan.
Tingkat keberhasilan tabulampot sangat ditentukan
oleh bibit tanaman. Oleh karena itu pilihlah bibit yang kita tahu persis
sifat-sifatnya. Bebas dari hama dan penyakit tanaman. Untuk memastikannya
biasanya bibit tersebut telah memiliki sertifikat dari komunitas atau lembaga
terpercaya.
2.
Pemilihan Pot
dan Media Tanam
Media
tanam tabulampot bermacam-macam. Media tanam berfungsi sebagai tempat tumbuhnya
akar dan untuk menopang postur tanaman. Media tanam tabulampot harus bisa
menyimpan air dan memasok nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Media
tanam yang sering digunakan yaitu
campuran
tanah, kompos dan arang sekam dengan komposisi 1:1:1. Bisa juga campuran tanah,
pupuk kambing dan sekam padi dengan komposisi 1:1:1. Untuk menekan biaya,
gunakan bahan baku yang banyak ditemui di lingkungan sekitar.
Setelah
menyiapkan media tanam, selanjutnya siapkan pot sebagai wadah. Jenis pot bisa
terbuat dari tanah liat, logam (drum), plastik, semen atau kayu. Pot dari
berbahan tanah liat dan kayu sangat baik untuk tabulampot karena memiliki
pori-pori sehingga kelembaban dan temperatur media tanam lebih
stabil. Namun kelemahannya bahan-bahan tersebut tidak tahan lama.
Wadah
tabulampot yang baik harus memiliki kaki atau alas yang memisahkan dasar
pot dengan tanah. Hal ini penting untuk aliran drainase dan memudahkan
pengawasan agar akar tanaman tidak menembus tanah.
3.
Perawatan
a)
Penyiraman
Tabulampot
yang telah jadi harus di letakkan di tempat terbuka dan terkena cahaya matahari
sepenuhnya. Pada musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari, bisa pagi atau
sore hari. Pada musim hujan penyiraman hanya dilakukan apabila media tanam
terlihat kering. Penyiraman menggunakan selang air atau gembor.
Bila jumlah
tabulampot banyak, penyiraman bisa diprogram dengan membangun sistem irigasi.
Sistem irigasi yang paling cocok adalah irigasi tetes. Irigasi ini irit tenaga
kerja, hemat air dan mudah dikontrol. Namun memerlukan investasi yang cukup
besar. Silahkan baca tentang irigasi tetes di sini.
b)
Pemangkasan
Setidaknya
terdapat tiga tujuan pemangkasan tabulampot yaitu pemangkasan bentuk,
pemangkasan produksi dan pemangkasan peremajaan. Pemangkasan bentuk dilakukan
untuk membentuk tajuk baru dan mengatur postur tanaman agar sinar matahari bisa
menembus semua bagian tanaman. Selain dua fungsi itu, pemangkasan bentuk juga
terkait dengan estetika.
Salah satu
teori umum dalam memangkas bentuk tabulampot adalah 1-3-9. Artinya, dalam
setiap 1 batang primer terdapat maksimum 3 batang sekunder dan dalam 1 batang
sekunder maksimum terdapat 3 batang tersier. Batang yang dipilih untuk
dibiarkan tumbuh adalah yang sehat dan kuat, sekaligus juga memiliki unsur
estetika pada tanaman.
Pemangkasan
produksi berkaitan dengan fungsi produksi tanaman. Pemangkasan dilakukan
terhadap tunas air untuk merangsang pembungaan. Selain itu, pemangkasan
dilakukan terhadap batang yang terlihat berpenyakit.
Terakhir
pemangkasan peremajaan, dilakukan terhadap tanaman yang telah tua. Pada
tabulampot yang sudah tua biasanya dilakukan penggantian media tanam dan pot (repotting).
Pada fase ini, beberapa cabang perlu dipangkas. Bahkan pada kasus-kasus
tertentu hanya menyisakan batang primer saja.
c) Pemupukan
Media
tabulampot memiliki cadangan nutrisi yang terbatas. Oleh karena itu pemupukan
menjadi hal yang sangat vital. Pemupukan pertama dilakukan satu bulan setelah
tanam. Selanjutnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali.
Pupuk yang
digunakan sebaiknya pupuk organik. Jenisnya bisa kompos, pupuk kandang atau pupuk organik cair.
Meskipun kandungan haranya tidak seakurat pupuk kimia, pupuk organik memiliki
unsur hara yang lebih lengkap. Selain itu penambahan bahan-bahan organik akan
merangsang aktivitas biologi dalam media tanam.
Pupuk kimia
diperlukan pada saat-saat tertentu saja. Misalnya pada saat pembungaan dan
pembuahan dimana tanaman memerlukan unsur-unsur hara makro seperti P dan K
dalam jumlah banyak. Dan beberapa unsur mikro seperti Ca, Mn, Fe, dll. Dalam
pupuk kimia unsur-unsur tersebut bisa dipastikan takarannya.
d) Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian
hama dan penyakit pada tabulampot sebaiknya dilakukan sejak dini, yakni sejak
memilih bibit. Bibit unggul biasanya memiliki ketahanan terhadap hama dan
penyakit tertentu. Belilah bibit dari sumber yang terpercaya dan memiliki
sertifikat bibit.
Pencegahan
serangan hama dan penyakit juga bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan media
tanam dan kebun. Gulma dan semak belukar disekitar kebun bisa menjadi sumber
hama dan penyakit.
Bila
tabulampot sudah kadung terserang hama atau penyakit, langkah pertama bisa
diberantas secara manual. Misalnya dengan memungut ulat yang menyerang atau
memangkas dahan yang terkena penyakit.
Pada saat
tabulampot berbuah, lindungi buah dengan plastik atau jaring pelindung. Atau
juga bisa dengan memasang perangkap hama, seperti penggunaan hormon feromon
untuk memerangkap lalat buah.
Penyemprotan
tabulampot dengan pestisida menjadi dilema. Biasanya tabulampot ditanam di
pekarangan yang dekat dengan pemukiman. Pestisida kimia tentunya akan sangat
berbahaya dan mencemari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, gunakan selalu
pestisida organik. Silahkan baca tentang pestisida organik.
Apabila
sangat terpaksa, penyemprotan dengan pestisida kimia bisa dilakukan. Lakukan
dengan hati-hati, baca aturan dan dosis pakainya secara seksama. Penyemprotan
hendaknya dilakukan secara terbatas.
e) Pergantian Media dan Pot
Tabulampot yang
telah mencapai ukuran tertentu perlu dipindahkan. Ruang tabulampot harus cukup
untuk menopang ruang gerak tanaman. Pemindahan dilakukan sekaligus dengan
pergantian media tanam.
Pergantian
media tanam dalam tabulampot tidak hanya berfungsi memindahkan tanaman pada pot
yang lebih besar saja. Perlu juga dilakukan pemangkasan peremajaan.
Misalnya, pemangkasan akar tanaman. Akar tanaman yang terus tumbuh akan membuat
media tanam menjadi padat.
Akar yang
panjangnya lebih dari 25 cm harus dipangkas. Kepadatan akar juga harus
dikurangi. Bersamaan dengan pemangkasan akar, daun dan batang juga dipangkas
untuk mengurangi penguapan.
Nahhh, mungkin segitu dulu ya penjelasan dari gue,
tunggu blog-blog gue berikutnya ya! See You!