Sore itu jadi saksi pertama
kali aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Lelaki tinggi 175 cm an rambut halus
dan lurus ke depan, persis seperti model 90an, sepatu converse dan celana
abu-abu SMA, senyum tipis dan melebar kecil, lesung pipit di bawahnya… kulitnya
sangat persis dengan seleraku coklat terkena matahari.
Oh tuhan siapa dia? Tolong pertemukan
aku kembali dengannya. Ya ia dan rombongan teman-temannya baru saja berjalan di
depanku, dan aku hanya bisa terpaku menatapnya mengikuti senyumnya yang hilang sampai aku sadar, ia masuk stasiun yang
sama denganku.
Alhasil aku segera menyusulnya. Mencari
keberadaannya di peron arah Bogor. Dan yesss, ia disana, sendirian!! Ah aku
harus tetap tenang dan tidak boleh tergesa-gesa, kuambil duduk beberapa spasi
dari tempatnya berdiri. Kuamati batik sekolah yang ia pakai saat itu, kuamati
segala lekuk tubuhnya tidak ketinggalan 1 inci pun, gerak geriknya, tatapan
mata dan kepalanya, semuanya kuperhatikan dengan seksama. Dan aku pun terdengar seperti penguntit disini, tapi biarlah namanya juga suka.. ya kan?
Angin berhembus kencang, tanda kereta
datang. Aku segera menaikinya, sambal tetap kuperhatikan apakah lelaki itu
juga masuk ke dalamnya. Dan yes!! He's in!!
Aku berada 1 gerbong dibelakangnya, ini antisipasi ku agar tidak ketahuan, dan sekaligus bisa menatapnya
sepusanya haha. Kalau 1 gerbong akan terlalu kentara bukan? Haha
Terkadang aku melihat jalanan di
jendela, kadang melihat punggungnya lagi. Kira-kira turun di stasiun mana ya
dia? Ujar ku dalam hati. Stasiun Tanjong Barat lewat, Universitas Pancasila juga
bukan, ah apa daerah Citayam dan seterusnya? Tidak apa-apa akan aku ikuti
pokoknya hahaha.
Hmm, sebentar lagi stasiun Depok Baru, seharusnya aku turun disini, ku kembali melihat ke tempatnya berdiri, ahh kenapa dia sudah tidak ada… apa jangan-jangan ia juga turun di stasiun Depok Baru? Aku bingung, aku tapi juga tidak berani melihat langsung ke gerbongnya. Apa boleh buat aku beranikan diri untuk turun di stasiun Depok Baru, berharap ia juga melakukan hal yang sama.
Kereta perlahan menghentikan lajunya, pintu kereta terbuka dan kulangkahkan kaki keluar… deg degan. Dan yaa!!! Itu dia lagi, aku langsung melihatnya karena ia lebih tinggi dari yang lainnya, kutatap langsung ke matanya dan crappp! Dia seperti mencari seseorang hingga akhirnya matanya membalas tatapanku. Aku benar-benar merasakan efek slow motion saat ini, waktu berjalan sangat lambat, nalarku berjalan, ia benar benar membalikan badannya seperti sedang mencari seseorang hingga ia menatapku, dan ia melanjutkan langkah kakinya menuruni tangga bawah.
Aku mengikutinya karena ya memang aku harus naik angkutan umum di peron seberang. Aku masih bisa melihat punggungnya berjalan beberapa meter agak jauh di depanku. Sampai naik ke atas, dan dia menghilang. Ahh aku agak sedikit sedih, karena masih penasaran apa dia juga menuju daerah yang sama denganku, sampai aku tap out kartu kereta dan berjalan menuju angkutan umum itu.
Dan itu dia lagi!! Dia menatapku dari dalam angkutan
06 berwarna hijau persis duduk di depan pintu dan mataku kembali menangkap
pandanganny. Hingga aku masuk ke angkutan 02 berwarna merah tepat di belakang
angkutannya hahaha. Akhirnya aku tau kamu tinggal di daerah sekitar sana, yaa
walaupun aku ngga tau persisnya dimana :). Sampai angkutan yang aku naiki
sudah penuh, dan berjalan perlahan mendahului angkutannya, aku masih bisa merasakan ia menatapku hingga
saat itu.
Note:
Untukmu laki-laki yang sama dengan ciri-ciri diatas, aku tau kamu sekolah di SMAN 20 Jakarta, hope we meet again ya, if Allah mengizinkan.
Dari aku anak SMAN 2 Jakarta (well I know you see my batik right?), dan kita sempat beberapa kali menaiki kereta yang sama.
Ah ya, stasiun pertama kali kita bertemu di Stasiun Sawah Besar.