Mind

By exyezet - August 02, 2018

Entah ini adalah cerita atau hanya sebuah curhatan terhadap masalah yang tak kunjung berakhir. Aku akan memulainya dari awal. Tepat 3 tahun yang lalu aku masuk ke dalam sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta Selatan, sudahlah jangan tanya mengapa aku masuk swasta.. kalian pasti sudah tau jawabannya. Seperti yang sudah mengalami awal-awal masuk PT, kebiasaan SMA masih terbawa, intinya belum memulai fase baru dan atmosfir baru dalam kehidupan belajar dan mengajar. Singkat kalimat, aku memasuki semester 2, dan aku mulai mengenal dengan kehidupan rohis di kampus, kalau diingat-ingat dulu di SMA, karena SMA aku dulu minoritasnya muslim, jadi kembali aku mengenali kehidupan rohis di kampus. LDK. Lembaga Dakwah Kampus. Itu namanya.

Itu ceritaku disaat awal masuk, berbeda dengan diriku sekarang yang sudah berada di akhir semester 6. Aku menyadari saat ini bahwa, jalan yang dilalui setiap orang tidaklah mudah, ada usaha dan keringat yang berjuang di dalamnya. Ada duka dan luka, tawa dan airmata dalam perjalanan ini. Dan satu hal yang aku sadari saat ini adalah, banyak hal yang aku sia-sia kan. Karna sesungguhnya usia hanya akan berjalan hingga batas hidung menarik nafas, dan yang tersisa dari lembaran hidup seseorang hanyalah sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Dan apakah sesuatu yang telah aku lakukan selama di dunia itu akan bersifat kekal? Atau hanya akan terputus disaat aku masih membuka mata dulu? Sesuatu yang seharusnya ku sadari lebih awal.

Pesanku adalah. Bersyukurlah kamu, aku dan semua orang yang mencicipi indahnya melakukan hal yang Ia cintai. Bersyukurlah untuk segala jalan yang diarahkan kepadamu hingga akhirnya kamu masuk ke dalam pintu perjuangan ini. Bersyukurlah kamu aku dan semua orang karna sampai sekarang masih dikelilingi oleh manusia-manusia baik dan saling mencintai dan berbuat baik atau setidaknya ada yang mengingatkanmu sholat atau bahkan ada setiap hari yang tersenyum padamu atau segala hal yang membuatmu tertawa bahagia.

Karena bagian yang paling menyedihkan dalam fase kehidupan ini adalah, kamu berjalan sendirian. Atas nama kebaikan sekalipun, yang namanya sendiri itu ga enak. Percayalah. Dan satu hal mendasar yang bisa jadi motivasi diri, pada dasarnya manusia diciptakan secara baik. Ingat ya, Baik. Maka biarkanlah diri ini terus menjadi baik. Tenang.. tenang, aku tau itu bukan perkara mudah. Aku pun berat menjalankannya. Tapi satu kata kunci, Paksakan. Itu adalah sesuatu yang harus aku, kamu lakukan pada diri ini. Paksakan untuk selalu berbuat baik. Paksakan untuk selalu berpikir sebab dan akibat dari setiap hal yang diri lakukan. Pastikan itu adalah hal baik.

Itu saja.

Dan terakhir, sebelum menutup.

Teruntuk teman-teman yang mungkin hati ini dan hatimu yang sudah terpaut, jangan segan dan enggan untuk selalu berdoa, agar Allah selalu merekatkan kembali tali yang sudah sama-sama kita ambil membentuk simpul dan tanda, bahwa kita pernah, akan dan selalu berada dalam jalan perjuangan-Nya.

Terimakasih.

*****

PT ⇒ Perguruan Tinggi
Foto ⇒ Pasar Ikan Jalan Sumenep



  • Share:

You Might Also Like

1 comments