REVIEW JURNAL 1: PERTANIAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN BUDAYA MAKANAN DI DALAM DAN LUAR NEGERI
By exyezet - November 07, 2018
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh
Terdapat beberapa jurnal yang cukup menarik untuk dibahas malam ini nih, cekidot!
Terdapat beberapa jurnal yang cukup menarik untuk dibahas malam ini nih, cekidot!
↓↓↓↓↓
SHOKU BUNKA: WARNA BUDAYA DAN TRADISI DALAM MAKANAN JEPANG
oleh Lina Rosliana
JEPANG? Siapa yang ngga kenal dengan negara yang satu ini, berkat tradisi dan budaya makanan yang tercipta membuat Jepang menjadi pelopor dalam sejarah makanan di dunia. Oke, siapa yang ngga kenal sushi? Tofu? Atau tempura? Yap. Beberapa makanan barusan diproduksi oleh Jepang. Tidak hanya itu, tetapi cara penyajiannya pun dibagi beberapa macam yaitu:
1. honzen ryouri yang biasa disajikan pada nampan berkaki di acara-acara formal,
2. chakaiseki ryouri yang biasanya disajikan sebelum upacara minum teh,
3. kaiseki ryouri yang biasanya disajikan pada pesta-pesta atau di restoran Jepang (ryoutei).
Sisanya bisa dilihat di jurnal aslinya di bawah sini yaa
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/view/16425
SOSIO-BUDAYA PANGAN SUKU BADUY
(Socio-Cultural Aspects of Food of Baduy Tribe)
oleh Ali Khomsan dan Winati Wigna
Kalau tadi sudah menceritakan tentang budaya di luar negeri, sekarang saatnya membahas di negara kita tercinta Indonesia... yey! Merapat ke sebelah barat pulau Jawa, yaitu Banten. Sejak dahulu masyarakat Baduy sudah menggunakan peralatan tradisional dalam sistem pertaniannya (Rahayu, 1998). Kehidupan utama orang Baduy adalah dari pertanian. Pertanian digarap dengan sistem huma (ladang). Suku Baduy mengembangkan aspek sosial budaya pangan yang spesifik. Faktor sosial budaya mencerminkan pola konsumsi pangan di kehidupan sosial masyarakat. Budaya sebagai arahan hidup membentuk kepercayaan dan moral masyarakat setempat (Aspartia, 1996).
Budaya juga berperan dalam memberi nilai sosial pada makanan, seperti beberapa makanan memiliki nilai sosial yang rendah, sedangkan makanan lainnya memiliki nilai sosial yang tinggi. Sebagai contoh, beras dianggap memiliki nilai sosial yang lebih tinggi daripada sumber karbohidrat lainnya seperti singkong, jagung, dan lain-lain. (Tan et al., 1970).
Terdapat beberapa tradisi makanan dari suku Baduy yaitu:
1. Nganjang, Nganteuran, Nyambungan : Saling Mengirim Makanan
2. Beas Perelek
Sisanya bisa dilihat di jurnal aslinya di bawah sini yaa
PERANAN MAKANAN TRADISIONAL BERBAHAN SAGU SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT:
Kasus Desa Laba, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan
oleh Endah Ernawati, Heliawaty dan Pipi Diansari
Nyebrang ke atas Pulau Jawa yaa, langsung ke Sulawesi tepatnya di Masamba, Luwu Utara. Ada apa sih? Pengembangan sagu di Indonesia bertujuan untuk mengoptimalkan sumberdaya dan pengolahan secara berkelanjutan dalam rangka membangun ketahanan pangan serta terwujudnya agribisnis sagu. Ini urgen mengingat pemenuhan pangan melalui padi sawah tidak selalu stabil (Fahmid, 2004). Permintaan komoditas sagu baik di dalam negeri maupun luar negeri mengalami peningkatan karena dibutuhkan dalam industri pangan, kertas dan tekstil. Akibat meningkatnya permintaan komoditas ini menyebabkan terjadinya eksploitasi tanaman sagu secara besar-besaran. Keadaan ini mengakibatkan erosi genetik sagu potensial jika tidak diikuti dengan usaha konservasi dan rehabilitasi (Bintoro, 2008).
Sagu memiliki potensi yang besar dalam memenuhi kebutuhan diversifikasi pangan. Tanaman ini juga hanya cukup ditanam sekali, dan setelah 12 tahun akan terus menerus dapat dipanen, tanpa perlu membuka lahan untuk penanaman baru. Sagu juga tidak perlu pupuk, pestisida dan lain-lain upaya budidaya seperti lazimnya pertanian modern. Kalau hal ini bisa dilakukan, sebenarnya akan terjadi revolusi produksi karbohidrat secara murah dan massal, sebab tidak ada tanaman yang mampu menghasilkan karbohidrat semurah dan semassal sagu (Astuti, 2008).
Bentuk makanan tradisional dari sagu yang sudah dikenal di Desa Laba adalah kapurung, dange, bagea, dange hitam, ongol-ongol, jepa, sinole, dan cendol. Penganan dari sagu dapat dibuat dengan memasak tepung sagu dalam bumbu atau dalam bungkusan daun atau dibuat kue-kue. Kapurung merupakan sajian yang terdiri dari sayur-mayur yang direbus, seperti bayam, kangkung, pakis, kacang panjang, terong bakar yang ditumbuk dan daun kacang. Sayuran seperti sawi, kol, kecambah atau timun tidak termasuk bahan campuran kapurung. Selain sayuran, bahan campuran kapurung adalah ikan kuah asam yang bahannya terbuat dari rebusan ikan, garam dan daun kedondong.
Sisanya bisa dilihat di jurnal aslinya di bawah sini yaa
SIMPULAN
Berbagai makanan yang tersedia di beberapa negara di atas merupakan salah satu contoh adanya kaitan antara pertanian dengan pelestarian budaya dan tradisi serta dalam rangka pemenuhan gizi dan pemerataan bahan pangan di Indonesia dan negara lainnya.
Terimakasih. Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh.
0 comments